Home PageMeronce ManikMenjadi Perempuan Inspiratif dengan Mengenali 7 Potensi Diri (II)

Jan 23

Menjadi Perempuan Inspiratif dengan Mengenali 7 Potensi Diri (II)

Tulisan ini merupakan rangkaian ke-tiga, dari dua tulisan sebelumnya
http://koleksikikie.com/2016/01/2women4women-tentang-perempuan-oleh-perempuan-untuk-perempuan/
http://koleksikikie.com/2016/01/menjadi-perempuan-inspiratif-dengan-mengenali-7-potensi-diri/
yang menceritakan tentang rangkaian kegiatan 2women4women yang diselenggarakan oleh Konjen Amerika di Surabaya.

Perempuan Amerika dan IndonesiaKalau di artikel sebelumnya kita sudah mengenali tentang perananan 4 cakra dasar, Cakra dasar berikutnya adalah

5. The StoryTeller/Sang Pencerita
Cakra Tenggorokan – Warna Dasar Biru
Disadari atau tidak, perempuan memiliki kemampuan untuk mengelola suaranya, kita bisa mengubah warna suara menjadi lebih khidmat saat bicara dengan orang yang kita hormati/guru, lebih lembut saat berbicara dengan anak-anak, dan menjadi lebih santai saat ngobrol dengan kawan atau sahabat. Perempuan juga memiliki kemampuan mendengarkan cerita meskipun ceritanya diulang-ulang dan sama (curhat sahabat galau tentang tema yang itu-itu saja hihihihihi) Kemampuan mendengarkan ini kemudian menjadikan perempuan lebih menggunakan rasa saat bicara. Mereka yang mengasah potensi ini dengan baik biasanya tidak hanya mampu mendengarkan cerita dengan telinga namun juga sorot mata yang emphati, serta hati yang terbuka. Sehingga orang yang bercerita merasa diperhatikan, nyaman dan lebih terbuka untuk mengungkapkan isi hatinya.

Saat kita menjadi lebih maskulin, kegiatan mendengarkan dan bicara sering terasa menghabiskan waktu. Hal ini karena biasanya kita yang cenderung multitasking, bisa mengerjakan beberapa hal sekaligus di dalam waktu yang sama. Yang mungkin sering kita jumpai saat ini adalah, saat teman bercerita kita dengarkan tapi sambil ngetik sms. Walaupun kita tetap mampu mendengarkan cerita yang sama, namun reaksi yang diberikan oleh lawan bicara akan sangat berbeda bila kita menggunakan potensi nomer 5, kemampuan kita untuk mendengarkan.

Orang yang mampu mengasah potensi ini, biasanya mampu langsung menjadi magnet orang lain. Orang ingin tau apa yang dibicarakan, bagaimana dia memandang masalah dan apa pemikiran yang dimilikinya. Kalau kemampuan ini bisa kita latih dan asah dengan baik, kita akan mampu menjadi pembicara yang dipercaya sekaligus mediator bagi dua pihak saat terjadi konflik.

6. The Visionary
Cakra Mata ketiga (pada dahi, diantara kedua mata)-Warna Dasar Ungu.
Rasa resah dan gundah pastinya pernah di alami oleh kita, namun perempuan sebenarnya memiliki kemampuan untuk mengabaikan hal yang mengganggu pikirannya, untuk kemudian menjadi fokus pada sisi pemikiran yang berbeda.

Pernahkan melihat seorang ibu yang kurus menggendong anak yang besar? secara sadar rasanya nggak mungkin kuat deh ibunya… tapi kok bisa yaa nggendong seberat itu dalam waktu yang lama. Padahal kalo disuruh ngangkat galon yang beratnya cuma separuhnya, udah ngeluh gak kuat… gak bisa…
Hal ini karena saat menggendong anak tersebut, si Ibu tidak sedang memikirkan “mengangkat benda yang berat” Ibu bergerak melakukan itu karena pemikiran “untuk melindungi dan menjaga anaknya yang sedang sakit”.

Atau kita yang perempuan pasti punya teman yang sifatnya sangat menyebalkan, katakanlah tipe kepo yang selalu aja pengen tau. Saat kita menjadi lebih maskulin kita akan langsung meninggalkan tipe teman seperti ini. “males gue urusan ama orang gitu… makan ati” Tapi kalau kita mengasah potensi perempuan nomer 6 untuk mengubah sudut pandang, biasanya walaupun kita agak menarik diri, lebih hati-hati saat bicara, kita tetap bertahan menjadi temannya “iya dia emang kepo gitu orangnya… tapi sebenernya baik kok, setiap kali aku kesulitan, dia selalu ada, lagian orangnya rapi aku banyak belajar dari dia”. Mereka menjadi pribadi yang bisa melihat banyak hal dari dua sisi yang berbeda. Dengan pola pemikiran yang semakin positif, hal-hal positif juga akan mendekat dalam kehidupan kita.

7. The Priestess/Pemimpin Religius
Cakra Mahkota – Warna Dasar Emas
Potensi nomer 7 ini adalah kekuatan yang diperoleh perempuan karena keyakinannya pada Tuhan YME, sesuatu yang lebih berkuasa dan Maha berkehendak. Hal ini biasanya didapatkan oleh mereka yang telah mencapai pemahaman diri, bahwa keberadaan mereka di dunia pastilah ada maksudnya. Mereka secara sadar terpanggil dari hati untuk melayani kebutuhan dan kepentingan orang banyak, berusaha berkontribusi dalam kehidupan dengan memberikan manfaat. Terkadang mengorbankan kepentingan pribadinya, namun dia percaya bahwa Tuhan akan membantu mereka menyelesaikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi.

Saat kita menjadi lebih maskulin, hal-hal seperti mengisi kebutuhan spiritual dengan kegiatan-kegiatan religi sering kali terabaikan. Hal ini karena kita merasa ada banyak sekali hal yang harus kita lakukan, sementara waktu yang kita punya tidak pernah bertambah banyak. Saat kita mengatur potensi ini, maka diri kita akan dengan sadar mengerjakan semua hal dalam hidup demi mencari berkah dari Yang Maha Kuasa. Doa senantiasa terselip dalam tindak laku kita. Menjadikan kita merasa lebih ringan dan percaya diri untuk memberikan kesempatan pada diri kita melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk orang lain.

Yang luar biasa, pada orang-orang yang jiwa sosial untuk melayani orang lainnya tinggi, biasanya mampu menarik orang lain untuk simpati dan mendukung pekerjaan yang dilakukan oleh orang itu. Saya punya seorang kawan yang dulu bergerak di bidang konveksi pembuatanbaju-baju muslim, namun badai ekonomi menjadikan usahanya terhenti. Namun pukulan berat ini justru menggerakkan dia untuk membantu lebih banyak orang, dialah Yana Nurliana, aktivis sosial dan penggerak Rombong Sedekah Jombang. Cerita-cerita yang ditulis pada halaman facebooknya berhasil menginspirasi pembacanya. Kini aksi sosialnya didukung banyak orang. Saat kita memberi sejatinya kita akan menerima sama banyak seperti yang kita berikan.

cakra-wanitaMengapa sangat penting bagi kita, kaum perempuan untuk mengasah 7 potensi diri ini?
Karena sejatinya saat kita bergerak menjadi lebih feminin, kaum pria yang ada di sekitar kita akan semakin kuat maskulinitasnya. Secara lebih luas hal ini akan menyeimbangkan peranan pria dan wanita di muka bumi.

Dalam ilustrasi yang lebih mudah bisa digambarkan melalui hubungan sepasang suami istri. Saat istri semakin bisa diandalkan, hadir menggantikan peranan-peranan laki-laki dalam kehidupan sehari-hari, tanpa sadar hormon maskulinnya akan meningkat. “Seorang ibu tidak hanya bisa menyiapkan makanan, tapi juga menyetir mobil untuk mengantar anak ke sekolah, menemaninya les sepakbola, sampai di rumah langsung sigap membetulkan pager yang rusak” Dengan visi misi mulia agar tidak merepotkan pasangannya. Tapi dalam kondisi ini, pria justru kehilangan rasa superioritasnya, perasaaan dibutuhkan oleh keluarganya, diinginkan oleh pasangannya… akhirnya ketika perempuan semakin maskulin, pria jadi mengadopsi sifat-sifat feminin wanita seperti : lebih detail pada hal-hal kecil “kenapa ini kopinya kok rasanya gak terlalu enak kaya biasa… harusnya kopi dibuat dengan api panas jangan air dispenser bla..bla..bla” lalu saat perempuan menghabiskan waktunya habis untuk pekerjaan, dan dia menjumpai pasangannya dalam kondisi lelah hal ini diterjemahkan laki-laki sebagai perasaan “kurang diperhatikan, kurang diinginkan, sifat yang biasanya menjadi ciri khas kaum perempuan. Bila terus dibiarkan kondisi ini akan menjadi awal dari munculnya masalah lain yang lebih besar.

Pada Dimas putra saya yang saat tulisan ini dibuat berusia 10 tahun, saya berikan beberapa tanggungjawab harian yang tanpa saya sadari ternyata juga merupakan latihan untuk mengasah sifat maskulinnya. Tugas-tugas itu diantaranya :
– Setiap malam sebelum tidur, Dimas bertugas mengunci semua pintu rumah, memasang gembok dan memeriksa jendela. Ternyata kegiatan ini membuat Dimas merasa bertanggungjawab untuk menjaga keamanan rumah.
– Kadang kalau Dimas sama adiknya Kaylila cuma berdua aja, mereka suka sekali berantem. ada aja yang diributkan oleh anak dua itu. Kalo stok sabar masih banyak, biasanya saya mengubah visi menganggap itu hanya cara mereka bergaul dengan saudaranya. Tapi satu kali saya gunakan cakra lain, meminta bantuan Dimas untuk bisa menjaga adiknya karena saya sedang tidak mampu melakukan tugas itu. Membuat dimas merasa dibutuhkan dan diandalkan, di kondisi ini biasanya walaupun dia agak-agak sebel sama adeknya… dims bisa jadi lebih sabar kalo kaylila-nya jahil. Hehehehe….

ibu-konjen-amerika

Bagaimana cara mengasah potensi diri ini?
Dengan lebih banyak mengajak diri kita bicara. Cara ini bertujuan untuk mempertajam intuisi diri dengan mengenali sisi paling dalam dari diri kita. Dari sharing yang dilakukan oleh peserta pelatihan 2women4women, cara-cara yang biasa dilakukan diantaranya :
– Meditasi, berdiam diri dalam situasi yang tenang, mengajak pikiran kita bicara
– Menulis buku harian, saat menulis kita mengajak pikiran dan hati kita untuk bertukar cerita.
– Melukis, proses menuangkan ide menjadi lukisan melibatkan percakapan dengan diri kita.
– Lari, saat lari akan ada saat kita merasa hanya sendirian dengan diri kita. Kondisi ini menjadi kesempatan untuk mencari dan mengenali sisi diri kita yang terdalam
– Sholat malam/ibadah malam, dalam kondisi yang hening dan suci
– Berlibur ke tempat baru yang memberikan nuansa damai, seperti puncak gunung, pinggir pantai yang sepi. Lingkuang seperti ini membantu kita berkontemplasi dengan diri, mengenali sisi diri kita yang paling dalam, mengetahui apa yang paling kita inginkan dan harapkan dalam kehidupan.

perempuan inspiratif surabayaMengapa penting untuk mengasah potensi diri?
Saat kita mengenali diri, merasa nyaman dengan apa yang kita miliki, mengetahui kelemahan dan kelebihan yang kita punya. Hal ini akan membuat kita menarik, menjadi magnet bagi lingkungan. Pernah gak ketemu sama perempuan yang secara fisik jauh dari kata sempurna tapi terasa menyenangkan untuk dilihat, gayanya, caranya menyampaikan apa yang menjadi pemikirannya, serta sikap tubuhnya terasa begitu harmoni. Orang-orang seperti ini mudah menarik perhatian orang dan saat tidak ada langsung memberikan dampak kehilangan pada komunitasnya.

Dalam proses penciptaan karya seni, kondisi ini memudahkan kita untuk mengekpresikan rasa yang ada di diri kita. KIta nyaman, percaya diri dan dan tidak dipusingkan oleh hal-hal seperti “Apa pendapat orang, apakah dia akan suka… apakah dia bisa menerima pemikiran yang berbeda” Orang lain penting, namun kita juga tidak mengabaikan keberadaan diri kita dengan menganggapnya tidak lebih penting dari orang lain. Maka saat kemudian Imani dan Elizabeth memberikan kami crayon, kertas, gunting dan lem… kami  hanya perlu mengikuti rasa untuk mengekpresikannya ke dalam karya.

riski-hapsari

Ini adalah tulisan dengan materi paling filosofis yang pernah saya buat dalam sejarah kepenulisan saya hehehe… beberapa telah dibahasakan dalam gaya bahasa saya, yang semoga bisa menjadi lebih mudah dipahami dan gak terlalu mbulet ya sahabat hihihihi… Namun apabila ada yang kurang jelas, jangan ragu untuk berkirim email kepada saya di alamat koleksikikie@gmail.com Semoga bermanfaat yaaa (kie)

 

1 comment

  1. edhini says: January 24, 2016

Trackbacks and pingbacks

No trackback or pingback available for this article

Leave a Reply

Open chat
1
Halo ada yang bisa kami bantu