Home Page › celoteh kikie › Memulai Bisnis tanpa Bakat
Nov 09
Memulai Bisnis tanpa Bakat
Bakat vs Bisnis
“Mbak Kikie, saya tuh gak punya kebisaan apa-apa tapi pengen deh bisnis, gimana ya cara mulainya?”
Ya terus terang sih agak serem juga ya kalau di era yang dipercaya orang semakin kompetitif ini, kita gak punya ke-bisa-an apa-apa hueheuehe…
Tapi saya sendiri melihat hal ini sebagai sesuatu yang positip banget, karena :
1. Kesadaran memiliki kekurangan, menghindari kita dari sifat “Mudah Menyerah”.
Dalam salah satu postingan di facebooknya, kakak kelas saya semasa SMA Wikan Danar Sunindyo menuliskan sebuah kisah menarik. Ceritanya Tentang seorang gadis yang sangat berbakat menari. Maka ketika suatu hari ada audisi yang menghadirkan pakar tari yang terkenal untuk melakukan penilaian dan rekruitmen, Ibunya segera mendaftarkan gadis ini mengikuti audisi. Saat hari H, Gadis ini berusaha menunjukkan penampilan terbaiknya, namun Sang Pakar Tari hanya melihat sekilas tariannya, lalu bergegas masuk ke dalam ruangan, pergi meninggalkan sang gadis. Menyaksikan hal itu gadis ini merasa sangat terpukul, menghentikan tariannya, sekaligus juga mimpinya menjadi penari terkenal.
Ketika tahun berganti, gadis ini kembali bertemu Sang Pakar Tari, dan dia menumpahkan kekesalannya atas sikap sang pakar, bertahun-tahun kemudian dia masih selalu bertanya mengapa sang pakar meninggalkannya begitu saja. Sang pakar pun menjawab, bahwa seumur hidupnya, ia menemukan anak yang begitu berbakat terlihat dari gerakan awalnya. Sesungguhnya saat itu Ia masuk ke dalam untuk suatu urusan, sekaligus mengambil catatan penghargaan bagi gadis ini. Alangkah sayangnya ya…
Kadang kala saat kita sudah mengetahui bakat kita, bertemu dengan banyak orang yangs udah mengakui bakat kita. tanpa sadar kita justru jadi membatasi diri. Alih-alih berfikir untuk berfikir menampilkan yang terbaik yang bisa dilakukan, kadang karena tau kita sudah jago di suatu hal, jadi lebih fokus membangun harapan tentang reaksi orang saat melihat bakat/keahlian kita. Seandainya pas mau ikut audisi, gadis ini belum menyadari bakatnya, dan hanya fokus pengen nari aja di depan semua orang yang melihat (bukan hanya pakar yang memberi nilai). Mungkin jalan hidupnya akan berbeda jauh ya…
2. Kesadaran Memiliki Kekurangan akan memotivasi kita untuk lebih banyak belajar.
Alkisah ada seseorang yang pinter bikin ayam panggang, dipuji orang satu rumah, temen-temen yang nyoba selalu bilang enak, pas nyoba jualan ayam panggang di festival makananan, eh gak laku, trus langsung brenti bikin “Pasti gak laku karena gak ada yang suka ayam panggang buatanku”.
Nah bayangin kalo misalnya kita dari awal menyadari gak punya keahlian maupun bakat memasak, trus belajar bikin ayam panggang, eh ada yang bilang enak, trus kita nyoba jualan. Kalo jualannya gak laku, dengan kesadaran awal kita masih ada di tahap belajar, biasanya menanggapi situasi ini dengan rasa penasaran nanya-nanya deh kenapa ya kok belum laku, apa ya yang maish kurang, berusaha belajar lagi gimana bikin tampilan makanan yang enak, yang harganya terjangkau, yang kemasannya memudahkan. Dan karena gak tau keahlian lain selain bikin ayam panggang ini, ya akhirnya istikomah nyoba jualan ayam teruss aja, habis kalo belajar keahlian baru lagi nanti akan makan waktu lebih panjang lagi buat belajar, plus belum tentu juga laku. Hehehehe….
Tahun berganti, orang yang fokus terus menerus belajar cara bikin ayam panggang yang enak ini, akhirnya punya franchise Restoran Ayam Bakar. Dia terus belajar dan menjadi master buat hal-hal tentang ayam bakar, dan kesadaran bahwa dia gak punya kebisaan apapun, membuat dia terusss merasa harus belajar. Hal ini yang akhirnya membuat dirinya semakin berkembang, menjadikan orang-orang semakin percaya dan mengakui kemampuannya tersebut.
3. Kesadaran Memiliki Kekurangan, Membuka Pintu Pertemanan
Karena merasa gak bisa caranya pake make up yang rapi, indah dan memukau… biasanya jadi suka kagum ngeliat alis yang terlukis rapi dan halus. Kalau kita merasa gak bisa, biasanya akan dengan mudah bilang “Wah gimana sih caranya bikin alis yang rapi gitu” dan kalimat ini sangat jitu membuat kita jadi lebih dekat, yang awalnya cuma temen ngobrol, jadi sharing gimana caranya pake alis, trus jadi saling ngobrol hal-hal lain, dan tau-tau yang dulunya cuma kenal aja, sekarang jadi sahabat dekat.
Kemampuan mengenali kekurangan diri sebenernya merupakan tahap awal yang akan membawa kita menjadi lebih baik. Yah walaupun kedengerannya ironis, kadang gak punya banyak pilihan atau kebisaan justru berkah yang akan membawa kebahagiaan lho buat kita. Kadang banyak hal akan memiliki hasil berbeda, saat kita membuat cara pandang yang beda untuk satu hal yang sama.
ketemu teman baru, juga akan membuka peluang baru dalam bisnis
APAKAH YANG TIDAK BERBAKAT BISA BERBISNIS?
Bisa donk, saya termasuk yang percaya,
bakat bisa jadi penting tapi bisnis itu tentang kemauan.
Sahabat baik saya Maulina, pemilik brand tas Kalyana yang produknya telah dieksport ke berbagai negara, saat ini memiliki pabrik mini di rumahnya dengan karyawan yang bekerja membuat tas-tas yang dia desain.
Apakah dia menempuh pendidikan di sebuah sekolah desain? Enggak
Apakah dia terampil membuat tas? Enggak juga, malah kayanya gak bisa deh
Apakah keluarganya telah memulai bisnis di industri pembuatan tas? Enggak
Apa dia pernah kerja di pabrik tas? Enggak juga
Lha terus kok bisnis tas?
Soalnya dia suka.
Jadi ceritanya dari zaman SMA, sudah hobi ngumpulin tas. Awalnya yang keliatan lucu, mulai beli yang KW, trus kenal sama suplier dan pedagang tas import. Dari ngobrol2 diajarin deh caranya mengenali tas KW 1 hingga KW super, trus mulai dikit-dikit jualan. Dari uang jualan mulai koleksi tas bersertifikat (bukan sertifikat halal yak tapi yah yang harganya setara sertifikat rumah gitu hahahaha). Setelah beli yang bersertifikat mulai pengen tau caranya bikin tas dengan bahan sebagus yang asli-asli ini, tapi harga lebih bersahabat. Terus mulai deh belajar tentang cara bikin tas, hunting bahan-bahan tas, suka ngajakin ngobrol para pedagang bahan-bahan itu, belajar banyak dari mereka, trus mulai nyari orang yang bisa njahit tas, mulai belajar gambar2 dikit, minta dibuatin dnegan bahan-bahan yang sudah dipelajari, tasnya jadi eh banyak yang suka. Trus NEKAT bikin bisnis tas, mulai dari proses menggambar desain, memproduksi hingga promosi dan memasarkannya kepada customer.
Sehingga dalam hal ini NEKAT terbukti lebih bermanfaat dari BAKAT hihihihi…
Gak usah tergiur ngikut bisnis yang kata orang cepet untung, atau bisnis yang bisa dikerjakan dengan mudah dan hasil menggiurkan. Mulai aja dari hal-hal yang kita suka, pelajari semua tentang hal itu, dan lihat bagaimana peluangnya. Semakin kita berlatih mengasah proses mengetahui semua hal tentang kesukaan kita itu, sebenarnya kita sedang berinvestasi untuk bisnis yang akan kita mulai.
Kalo hobi jalan-jalan, pelajari gimana caranya jalan-jalan yang murah, mulai nulis-nulis tentang tips perjalanan. Trus pelan-pelan tulisannya diupdate di blog khususu tentang jalan-jalan, tambahkan dnegan foto kita selama travelling, berikan info-info menarik yang kita dapatkan sebagai seorang traveller, hal-hal yang mungkin sederhana tapi gak ada di lembar promosi perjalanan di Tour Travel, yang personal, yang dari pengalaman akan menimbulkan kedekatan. Tulisan kita yang menjadi acuan banyak orang, akan menjadi awal website kita dikunjungi oleh pembaca setia, yang tak lain adalah customer potensial kita.
MENGUBAH RASA SUKA MENJADI BISNIS
Trus gimana ya cara memulai mengubah hal-hal yang kita suka menjadi sebuah bisnis?
1. Mulai dengan Membuat rencana kerja.
Akan sangat baik sekali kalo kita bisa membuat sebuah bisnis plan sederhana. Rencana kerja ini akan membantu kita menentukan tujuan usaha, penting banget lho untuk tau sebenernya kita bikin bisnis buat apa sih? Ada yang fokus pengen cepet kaya, tapi sebagian yang lain mungkin lebih suka kalau bisnisnya bisa dikenal banyak orang. Apresiasi yang diberikan orang saat melihat karyanya jauh lebih memuaskan dibanding dengan nominal di rekening. Mengetahui hal-hal ini sejak awal membuat kita bisa lebih fokus mencapai tujuan yang diinginkan.
2. Tentukan Keuntungan dalam Rupiah yang ingin kita capai.
Kalau dari awal memulai, kita cuma pengen nyobain bisnis, gapapa rugi dulu, cuma mau cari pengalaman aja, terus terang akan sangat sulit mengharapkan bisnis yang kita kelola berkembang dengan pesat. Sebab sedari awal rasa puas kita sudah diatur di level itu. Bersyukur tentu saja hal yang sangat baik, tapi jangan terjebak, lalu tanpa sadar mengubah rasa syukur menjadi alasan untuk gak melihat kemungkinan bekerja lebih keras. Udah gini aja, udah Alhamdulillah kok.
Rasa aman dicari banyak orang, tapi kalo kita selalu memposisikan diri di situasi yang aman-aman saja, gak akan banyak perubahan dan kemajuan yang bisa kita peroleh, alias gitu-gitu aja dari dulu hingga sekarang #eeeaaaa… dalem banget lhoh inih
3. Komitmen
Kelemahan dari menekuni usaha atas alasan suka, biasanya kita ngerjainnya ya pas suka aja. Kalo pas lagi gak suka eh berhenti ngerjain deh. Hehehe
Padahal yang namanya bisnis itu kaya hubungan perkawinan, butuh komitmen untuk dijalani (eeisss…daleeemmm hahahaha). Tapi dari pengalaman saya menjalani usaha hampir 10 tahun, kalo saya cuma update website pas lagi seneng ya susah juga berharap bros saya bisa terjual setiap hari. Untuk bisa mendatangkan penjualan yang rutin, postingan di berbagai sosial media ya harus rutin juga, produksi gak bisa dilakukan hanya pas ada pemesanan, dan inovasi baik di desain maupun pemilihan bahan baku harus dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan untuk menjaga customer setia kita merasa ingin tau perkembangan kita.
Yah kalo dijabarkan dengan bahasa yang lebih apa adanya ya, saya yang hobi bikin bros, harus melakukan hal-=hal seperti : memilih desain, menentukan kapan produksi, fotonya, tulisan untuk diupload bersama foto, mempromosikan foto agar dilihat banyak orang, kalo sudah ada yang lihat harus saya ajak biar mau beli, kalau sudah belipun saya masih harus melakukan tahap akhir mengemas dan mengirimkan barang melalui ekspedisi hanya untuk bisa menjual satu bros. Sebuah rangkaian kerja keras tiada usai lho itu prend *garuk-garuk…
Huaaa panjang banget yaaa…
tapi yang jelas, jangan berhenti untuk punya cita-cita memulai bisnis meskipun gak punya bakat.
Tetapppp Semangat Sahabat (kie)