Home Page › Bisnis Aksesoris › Memulai Bisnis Aksesoris Sejak Mahasiswa
Oct 31
Memulai Bisnis Aksesoris Sejak Mahasiswa
Seminggu yang lalu, waktu motretin bros di depan teras, saya kedatangan dua gadis belia di Workshop Koleksikikie (garasi rumah yang sudah saya sulap jadi toko kecil-kecilan… hihihihihi), mereka adalah Nabila dan Iik. Keduanya menjalin persahabatan sejak kecil karena memiliki rumah yang saling berdekatan di Jakarta. Sekarang saat merantau di Surabaya mereka sama-sama menempuh pendidikan di Universitar Airlangga. Nabila kuliah di Fakultas Psikologi, dan Iik tercatat sebagai mahasiswa di Fakultas Kesehatan Masyarakat. Yang bikin happy, waktu main ke rumah kemarin Nabila dan Iik belanja banyak sampe dapet bonus Tas kain koleksikikie *heuehehehe….. hepiiiii benerr deh kalo ada yang ngeborong
Eh tapi gak cuma belanja aja ding, mereka juga mau di foto dengan berbagai gaya, saat sedang memakai aksesoris Koleksikikie. Lovely yaaaa..
Mereka Berdua Memulai Bisnis Aksesoris sejak Mahasiswa
Sepulang dari Workshop Koleksikikie, obrolan kita berlanjut secara online melalui whatsapp. Siapa yang sangka, ternyata dua remaja ini tidak hanya menggemari aksesoris, namun juga sudah memulai bisnis aksesoris sendiri dengan merk Ambon.Id, sebuah brand aksesoris yang fokus mengangkat desain dengan motif khas Indonesia.
Hari ini kami bertiga janjian ketemu, dan saya belajar banyak dari mereka berdua.
Yang Muda Yang Banyak Ide-nya
“Lhoh Mbak Kikie bukannya udah bisnis aksesoris hampir 10 tahun? kenapa belajar dari yang masih baru mau mulai?”
Iya juga ya, gak terasa tinggal beberapa bulan lagi Koleksikikie akan berulangtahun yang ke 10. Tapi kalo diinget-inget lagi, saya sudah memulai bisnis aksesoris ini sejak duduk di bangku SMP, atau nyaris 20 tahun yang lampau. Saya masih ingat, aksesoris pertama saya terbuat dari kabel telfon warna-warni yang saya jual ke temen-temen sekolah demi mengumpulkan dana untuk pentas seni.
Kalau dulu saat memulai Koleksikikie saya begitu bersemangat menjalani pekerjaan yang menjadi hobi sejak kecil, setelah banyak hal menjadi rutinitas, sekarang ini rasanya saya lebih sering disibukkan dengan target-target yang saya buat sendiri dan melupakan hal-hal yang membuat saya mencintai pekerjaan ini.
Dan cerita-cerita Nabila & Iik membuat saya belajar banyak hal baru, pertanyaan-pertanyaan mereka yang penuh antusiasme, membuat saya merasakan kembali kegembiraan dan semangat saat akan memulai bisnis ini.
Berbisnis Aksesoris vs Membuat Aksesoris
Ada masa, Saya mengira kedua hal ini adalah satu kegiatan yang sama.
“Ya kalo udah bikin aksesoris terus ada yang suka dan mau beli, ya artinya kita sudah bisnis aksesoris”.
Setelah ngobrol panjang dengan Nabila dan Iik, saya tau ada banyaaaakkk sekali hal hebat yang harus saya pelajari dari dua pebisnis muda yang masih mahasiswa ini
1. Mengkonsep Brand-nya
Waktu dulu Saya bikin koleksikikie, saya cuma :
– bikin aja aksesoris yang saya suka
– saya pake sendiri aksesoris yang saya buat, eh trus ada temen-temen yang lihat,
– kemudian saya jual ke temen-temen yang suka, karena menganggap aksesoris yang saya buat unik, jarang ditemukan di pasaran.
Kini setelah nyaris sepuluh tahun, para pebisnis muda ini, memulainya tidak sekedar dengan alasan “suka” aja lho…
– Pertama mereka menentukan akan berbisnis apa
– Mereka pikirkan nama brand nya,
– Termasuk alasan filosofis kenapa memilih nama itu
– Setelah nama ada, mereka desain logo yang akan digunakan,
– Lalu menentukan jenis desain aksesoris yang sesuai dengan konsep mereka.
sampe sekarang kalo pas diwawancara trus ada yang nanya “Kenapa mbak dikasih nama Koleksikikie?”
terus terang ya karena walnya yang saya pajang ini barang-barang koleksi saya pribadi, saya = Kikie.
*Heuehehehe… jadi pengen garuk-garuk gak gatel wkwkwkwkwk….
2. Berbagi Tugas
Waktu dulu memulai Koleksikikie, yang saya masukkan sebagai “kerjaan” yang harus saya lakukan di Koleksikikie ya bikin-bikin bros aja. Pokoknya buat ajalah bros yang bagus, biar yang liat suka, sapa tau ada yang beli.
Alhamdulillahnya saya memulai bisnis ini puluhan tahun lalu yaaaa, waktu belum ada banyak pengrajin aksesoris, waktu internet baru bisa diakses melalui kantor pos, beli bahan harus keujung dunia dulu, materi tentang cara membuat aksesoris cuma bisa dipelajari dengan ikut kursus langsung, datang ke rumah-rumah para guru yang lebih berilmu dan berpengalaman.
Sekarang, di saat semua hal dimudahkan. Ada banyak sekali pengrajin aksesoris yang terus bertumbuh dari hari ke hari. Persaingan semakin ketat, karena aksesoris tidak hanya bisa didapatkan di pusat perbelanjaan, tapi cukup dengan memasukkan kata kunci di handphone yang ada di dalam genggaman. Mau belajar bikin aksesorispun bisa dilakukan dengan melihat youtube, beli bahan tinggal pilih di toko online trus dikirim deh sama kurir atau gojek langganan.
Dan Iik serta Nabila yang sudah memahami kondisi ini, menjalankan bisnis aksesorisnya tidak hanya berfokus pada produksi tapi saling berbagi tugas :
– Nabila yang hunting bahan, Iik update instagram
– Nabila yang buka-buka halaman pinterest untuk belajar bikin simpul di tali, Iik belajar gimana cara bikin lay out kece di instagram.
– Nabila fokus di produksi, Iik support di marketing.
“Karena sekedar bikin gelang bagus kalo gak bisa bikin orang tau tentang aksesoris itu, akan susah ngejualnya kan Tan”
Kalimat sederhana ini bermakna luas banget lhoh, karena sejak bisnis dimulai mereka sudah memahami pentingnya menguatkan brand/merk mereka di benak customernya. Ibaratnya, kalau saya masihharus berjuang dan belajar untuk membuat orang inget Koleksikikie di usia 10 tahun ini, kalau mereka berdua bisa terus menekuni usaha ini, mungkin hanya butuh waktu 3 tahun untuk bisa membuat orang mengingat Ambon.Id.
3. Mencari Peluang untuk Tumbuh
Kalau diinget-inget lagi, Koleksikikie bertumbuh dari pembuat aksesoris, jadi penjual aksesoris, trus berubah jadi penjual aksesoris yang punya toko bahan untuk bikin aksesoris, trus tumbuh jadi pengajar di pelatihan aksesoris, semuanya karena diusulin sama sahabat Koleksikikie. iya kamuuu… kamu yang baca tul;isan-tulisan saya ini, yang suka ninggalin komen di bawah tulisan, yang nanya dan njapri ngasih masukan untuk perbaikan. Sampe sekarang jujur aja, kalo dapet tawaran jualan di pameran hati rasanya suliiitt sekali bilang iya…
Tapi Nabila dan Iik berbeda :
– Nabila hunting bahan bikin aksesoris gak cuma di toko jual bahan, tapi juga di toko bahan jahitan, toko jual kain, toko-toko hobi dan kesenian.
– Iik rajin nyari info tentang pameran dan pop up market yang bisa diikuti untuk mempromosikan karya mereka
– Mereka berdua gak sungkan bertanya dan membuka diri untuk mempelajari hal baru, dari siapa saja.
Saya yang sekarang, lebih sulit diajak temen ketemuan karena alasan sibuk ngurus dagangan. Padahal bertemu orang-orang, mendengarkan cerita mereka, berbagi pengalaman, sebenernya juga proses belajar untuk mengembangkan bisnis saya. Cara merefleksi dan mengingat apa yang sudah saya lakukam hingga di titik sekarang, mensyukuri yang saya dapatkan, menyemangati diri untuk bisa lebih baik lagi. Tapi sekarang justru suka kelupaan dikerjakan…
4. Merencanakan Bisnis Aksesorisnya
Dulu waktu memulai koleksikikie, saya merencanakan untuk fokus membuat bros saja. Supaya banyak yang inget dulu “nyari bros manik-manik ya di Koleksikikie aja” yah lumayan lah yaa sudah lebih fokus sama jenis aksesoris apa yang mau saya jual.
Tapi pebisnis aksesoris kita yang masih mahasiswa ini merencanakan banyak hal sebelum mengeluarkan produk baru
– Saat memulai, mereka sudah memilih konsep besarnya dulu, ‘bon dari kata AMBON’ mewakili kata ribbon/pita, dalam perwujudan desain mereka ingin ada sentuhan detail pita pada aksesoris yang akan dijual.
– Nabila yang bertanggungjawab untuk produksi, biasa membuat desain aksesoris di buku kecil yang selalu dibawa kemana-mana “Ini supaya ntar gampang kalo mau nginget-nginget Tan”
– Mereka menentukan umur produksi untuk aksesoris yang akan dibuat.
“Gelangnya ini rencana baru kita jual bulan November depan, dan cuma bisa dipesan selama November aja Tan, ntar untuk bulan berikutnya kita ganti lagi desain baru. Supaya orang gak bosen, trus juga nunggu-nungguin aksesoris yang kita buat gitu”
Konsep aksesoris yang hanya diproduksi dalam jangka waktu tertentu saja, sesungguhnya banyak sekali mendatangkan keuntungan:
1. Membuat proses marketing produk ambon.id bisa lebih terkonsep.
sebelum produk keluar, mereka bisa memposting foto produksi, lalu produk jadi, produk saat dikenakan, katalog pemesanan, diikuti dengan testimoni serta foto2 kiriman pelanggan yang menggunakan produk yang sudah dibeli.
2. Waktu Peluncuran Produk Baru yang terjadwal rutin, merupakan alat marketing yang jitu.
Pelanggan setia akan menjadi lebih mudah untuk mengingat kapan ada produk baru. Tanpa harus diiklankan, mereka yang puas dengan produk ambon.id akan meluangkan waktu untuk melihat produk baru, agar tidak kehabisan.
3. Perencanaan waktu yang matang membantu proses produksi
Saat di masa yang akan datang brand ambon.id akan menambah jumlah staff produksi, jadwal peluncuran aksesoris ini akan memudahkan mereka menentukan tanggal produk harus sudah siap dipasarkan. Kemudian produk bisa difoto bersamaan. Lalu bisa didesain media promosi baik secara offline (brosur, pamflet, flyer, roll bannerr) serta online, yang kemudian secara bertahap di posting sesuai dengan jadwal marketing.
Intinya, perencanaan yang matang akan memudahkan teamwork. Dan membuat bisnis mereka bisa berkembang dengan lebih cepat saat didukung dengan sumberdaya manusia yang tepat.
Huaaa… keren banget gak sih mereka iniiii..
Muda, banyak idenya, dan berani mewujudkan mimpi mereka.
Yuk kita jugaaaa yukkkkk (kie)