Home Page › Bisnis Aksesoris › “Malu Berjualan, Sesat di Pasar” Sebuah Tips Berjualan Manik-Manik di era Modern
Mar 26
“Malu Berjualan, Sesat di Pasar” Sebuah Tips Berjualan Manik-Manik di era Modern
Kira-kira tiga hari yang lalu,
Saya membaca sebuah cerita di harian paling terkenal di Surabaya.
Kisah tentang selebritis muda yang selalu tampil chic dalam busana Muslimah,
singkat cerita : sang selebritis sedang membuka usaha butik busana muslim.
Yang menurut saya menarik, kepada wartawan yang hadir meliput peresmian butiknya, sang selebritis berkata “Saya sengaja mengajak kakak saya menjadi partner usaha saya ini, karena saya sebenernya malu kalau harus jualan”
Lha terus kenapa jualan yak???? hehehehe….
(yang ini juga masih misteri buat saya, karena tak seorang pun wartawan di acara itu menanyakannya)
Tapi jangan salahkan sang selebritis sahabat, karena kalau diingat-ingat saya sendiripun
(yang saat ini dengan bangga mengaku sebagai Pedagang Manik-Manik) di awal-awal memulai usaha Koleksikikie juga pernah punya perasaan yang sama…
Yah gimana yaa rasanya suka ngerasa malu kalau harus nawar-nawarin dagangan saya ke orang lain… nyuruh2 orangnya beli, bahkan untuk mempromosikan diri sendiri dengan bilang “ini bagus banget lho” rasanya sungkan karena kok kaya kepedean banget ya muji2 diri sendiri *heuehehe…
Lalu tiga hari kemarin, saya lewati hari-hari saya untuk merenungkan
“Kenapa ya saya dulu kok pernah ngerasa malu untuk mulai jualan” ternyata, kalau diinget-inget lagi, penyebabnya karena beberapa hal ini :
1. Saya Nggak Mengenali dengan baik Produk yang saya jual
Walhasil karena saya gak terlalu paham apa yang saya jual, saat ditanya ini dan itu oleh calon pembeli saya… bawaannya langsung Bete “Idih nih orang niat beli gak sih… nanyanya kaya MC Cerdas Cermat Kecamatan deh” >_<
Padahal kalau kita posisikan diri kita sebagai orang tersebut, yakni : seseorang yang mungkin sepanjang hidupnya gak pernah beli bros satupun… pertanyaannya itu ya bisa dibilang wajar aja lho, karena mungkin orang ini jenis yang butuh diyakinkan, kenapa dia harus membeli bros ini, atau bisa jadi yang bersangkutan ingin membeli namun kurang percaya diri untuk tampil cantik memakai bros.
Waktu akhirnya saya membuat sendiri aksesoris yang saya jual, saya bisa lebih tenang menjawab pertanyaan-pertanyaan calon pembeli saya. Terutama saat mereka menanyakan hal yang terkait proses pembuatan seperti : bahannya apa, apakah ada kemungkinan lepas, apakah bisa berubah warna… dsb.
Karena saya paham bagaimana proses pembuatan benda-benda yang saya jual.
Jadi untuk bisa bertahan sebagai pedagang yang handal, rasnaya mau gak mau kita harus mempelajari produk yang kita jual prend.
Tidak lantas harus menguasai sendiri cara pengerjaannya dari awal hingga akhir yaa…,
Tapi dengan tau bagaimana proses awal terjadinya “produk dagangan yang kita jual” hingga akhirnya ada di tangan kita ini, maka kita akan memiliki bekal pengetahuan yang cukup, untuk bisa dengan ramah menjawab pertanyaan calon pembeli dagangan kita.
luangkan waktu untuk belajar mengenal proses membuat aksesoris
kita bisa memulai dari yang sederhana
2. Saya Sendiri Nggak Pede Make yang saya Jual
HOOOOoooOOooo…. Gawatt ini!!!
kalau ini yang terjadi, pilihannya cuma dua sahabat, mulailah coba pake, atau berhenti aja jualannya.
Karena sebenarnya, dari proses “Pede Memakai apa yang kita jual itu” ada suatu pengalaman yang tidak terbeli dengan uang.
Pengalaman tentang senengnya saat kita menjadi lebih cantik dgn kalung yang kita pakai lalu dipuji oleh pasangan.
Pengalaman tentang bahagianya, saat ada wanita lain mengapresiasi penampilan kita dengan menyebut kita “Perempuan yang Keren”
Dan pengalaman-pengalaman ini, akan menjadi senjata ampuh untuk memulai perdagangan sahabat…
Di dalam percakapan sehari-hari, kita bisa menyelipkan cerita tentang pengalaman-pengalaman ini, dan bukan tidak mungkin.. cerita ini akan menginspirasi orang untuk ingin tau lebih banyak tentang aksesoris yang kita jual tanpa harus repot2 kita paksa untuk ngelihat.
Misalnya
“Kemarin gue ada kondangan bingung mau pake baju apa.. akhirnya kaftan lama gue kasih kalung druzy yang gede itu aja… langsung kelihatan beda lhooo, lumayan bisa hemat gak beli baju baru tapi bisa keliatan tetep gayaaa” dan kalau di respond…
“ih lihat donk fotonyaa…” Hasekkkk… sukses deh dapet calon customer hihihihihi
mau kemanapun juga
jangan lupa untuk selalu pakai dagangan wkwkwkkw…
3. Saya Sibuk Memaksa orang untuk Membeli, Bukan Memberikan Solusi
Yahh… nggak usah orang lain ya prend, kita sendiri aja… kalo pas pergi ke supermaket dipaksa-paksa suruh nyicipin minuman kesehatan entah merek apa… Sebel banget kan??
“Orang sudah sehat masih disuruh minum minuman kesehatan” T__T
Maka kalau saat menjual kita masih sibuk teruuuusssss memikirkan “orang ini harus mau beli, harus laku nih dagangan gue” dan ujung-ujungnya malah “MAKSA BELI” percayalah, bukannya dapet customer yang lenggeng… yang ada mungkin malah kehilangan temen.
“Aduh… gue gak mau ah duduk deket-deket si kikie… capee booow, disuruh beli bros mulu gue” hihihihi terdengar seperti pengalaman pribadi yaaa
Maka ubahlah pilihan kata kita, dari kalimat yang terdengar “memaksa” menjadi “menyarankan…”
lha bedanya dimana ya kie?
Untuk bisa memberi saran, kita harus bisa mengenali hal khusus tentang customer kita.
Misalnya saja calon pembeli kita ini seorang pegawai kantoran yang harus memakai seragam warna coklat untuk ke kantor. Maka alangkah baiknya kalau kalimat saran yang kita berikan adalah sbb:
“Bros ini cocok lhoo buat dipake ke kantor, pas sama seragam nya kan say… warna coklat ada paduan gold nya…, masuk juga buat baju warna gold atau krem gitu, jadi beli bros satu bisa hemat untuk dipake di banyak kerudung”
“Tapi aku gak pede nih kalau pake aksesoris gini”
“Belum pernah nyoba aja kali… atau coba pake yang lebih kecil dulu aja ya, ini ada juga yang warnanya coklat, pasang di sisi dagu kiri aja dulu biar gak mencolok, jadi sifatnya sebagai pengganti peniti gitu… cobain aja deh, ini ada kaca kok”
trus calon pembelinya nyoba dan bilang :
“Hmm iya ya… jadi keliatan beda kalau ada brosnya”
“Iya dunk, penampilan yang keren bikin kita jadi lebih percaya diri untuk tampil, lebih dilihat banyak orang lho… syukur-syukur bos besar jadi inget ama kita, terus lebih lancar deh promosi hhehehee… ini investasi menuju sukses lhoo, lagian gak mahal kok 25.000 aja nih yang ukuran imut”
Yah tetep aja sih maksa beli juga ya prend hahahaha…
tapi bedanya, saat memberikan saran… kita bisa mengambil nilai positif apa yang akan bertambah pada pembeli kita, seandainya mereka memutuskan membeli aksesoris ini. Sementara kalau memaksa, kalimat-kalimat yang digunakan ya cenderung kalimat-kalimat mati yang sifatnya maksa…
“Pokoknya ini bagus pak, kwalitas nomer satu” jiaahh… kecap kali nomer satuu
Padahal daripada ndengerin kalimat nomer satu diulang-ulang, sebenernya calon pembeli akan lebih suka u mengetahui kenapa benda itu layak disebut nomer satu.
4. Saya Kurang Bergaul, membatasi saya sendiri hanya melakukan hal-hal tertentu
“Saya ini kan ibu rumah tangga, anak dua, sibuk ngurusin rumah, mana sempat saya jualan ini itu”
Jiah… hari gini masih pake alesan gitu.
Jualan zaman sekarang mah gak harus keliling ngetok tiap pintu bawa dagangan juga kali ya, its so yesterday my prend….
Untuk bisa jualan bros seperti yang dijual di koleksikikie, cukup berbekal foto-foto cakep, Pajang aja di facebook, atau jadikan wall di BB, belum punya blackberry… print aja fotonya seukuran kartu nama, masukkan di cardholder… kalo ketemu orang baru, pura-pura dijatuhin…
biar dintanya ”Eh gambar apa itu bu, kok lucu-lucu ya” hhahahaha…. trik alay ya tapi lumayan bisa dicoba lohh wkwkwkwk….
Kadang menurut saya, tanpa disadari yang menghambat kita untuk maju itu ya kita sendiri…
kita yang tanpa sadar mendoktrin diri bahwa kita nggak bisa
kita sendiri yang setiap hari sibuk mensugesti diri, kalau kita gak mungkin jadi pedagang disamping karier sebagai istri, sebagai karyawati, sebagai bendahara di arisan PKK, sebagai seketaris pengajian di erTe, sebagai anggota dewan Orangtua siswa di sekolah… hohohohoooo… padahal ke”eksis”an kita di berbagai kelompok masyarakat ini justru modal besaaarrrr untuk bisa sukses menjual dagangan.
Mulai dengan cara sederhana seperti kalo pergi arisan ya dandan dikit donk, pake aksesoris yang lucu… syukur2 ada yang tanya “beli dimana sih jeng brosnya” hihihihi
Atau yaaah… kalaupun kita gak bisa make aksesoris, kita bisa kok bawa dagangan kita ke acara tersebut dan meletakkannya ditempat yang bisa dilihat orang, hingga membuat orang bertanya “wah bawa apa nih mbak kikie…lihat donk”
Jadi sahabat,
mari kita optimalkan kemampuan kita sebagai perempuan dengan banyak ke”bisa”an
Bisa masak, bisa dandan, bisa ngurusin rumah, bisa jualan juga =D
Kembangkan pengetahuan tentang produk yang kita jual,
Jangan lupa untuk selalu tampil gaya memakai aksesoris dagangan kita
Dan teruslah berusaha u selalu berempati dengan kondisi orang lain,
dengan memberikan saran yang sifatnya membantu calon pembeli kita… mungkin akan ada momen dimana saran kita tadi menyebabkan niat orang tersebut untuk membeli produk yang kita jual batal, tapi orang punya kecenderungan untuk mengingat mereka2 yang pernah menolongnya. Jadi bukan gak mungkin hari ini gak beli… besok2 nyari kita buat ngeborong hihihihi…. optimis yaaa
Jangan lupa juga, untuk selalu yakin pada diri kita sendiri, bahwa kita bisa.(kie)