Home Page › celoteh kikie › GUDO, SURGA MANIK-MANIK DI INDONESIA
Aug 27
GUDO, SURGA MANIK-MANIK DI INDONESIA
Gudo Jombang, mungkin hanya satu titik kecil pada halaman peta, tapi bagi saya yang setiap hari bergelut dengan dunia manik-manik, kota kecil di Jawa Timur ini adalah salah satu dari daftar panjang tempat yang ingin saya kunjungi. Dengan mengendarai mobil, perjalanan dari Surabaya menuju Jombang berhasil saya tempuh dalam kurun waktu 3 jam (kalau gak pake adegan kesasar mungkin lebih cepet lagi ya hihihihi) Sebenernya lokasi Gudo cukup strategis, terletak di perbatasan Kota Jombang dengan Kediri, Jawa Timur. Pada saat memasuki lokasi, kita akan disambut dengan satu plang besar bertuliskan Selamat Datang Di Gudo Jombang, Sentra Pembuatan Manik Kaca (ah sayangnya saya tidak sempat mengabadikan plang tersebut di kamera saya)
Kira-kira 15 menit dari arah pintu masuk tadi, akan kita temukan beberapa toko yang memasang aneka jenis manik-manik pada etalasenya. Konon beberapa tahun lalu, ada lebih banyak toko yang menyediakan manik-manik kaca di daerah ini, namun akhirnya harus tutup karena kalah bersaing dengan produk-produk dari cina. Saat saya berkunjung ke Gudo, di beberapa toko yang menyediakan manik-manik ini pun beberapa diantaranya adalah barang-barang dari Cina lho…
Lalu bagaimana cara membedakan manik kaca asli khas Gudo dengan manik-manik yang dari Cina? Ada beberapa tips yang bisa kita lakukan, diantaranya :
1. Bertanya langsung dengan mbak/mas penjaga toko =D (cara paling praktis kayanya yaa hihihi)
2. Manik khas Jombang dibuat dari bahan utama berupa limbah kaca, sehingga kalau manik yang dijual sudah keliatan mata bukan terbuat dari bahan kaca, bisa kita pastikan itu bukan asli buatan Gudo Jombang =D
3. Cara kedua bisa kita amati dari tali pengikat yang digunakan untuk meronce manik-manik, manik kaca khas jombang biasanya dironce pada sejenis tali kasur/benang putih berukuran tebal, seperti tampak pada gambar berikut ini.
Aneka ragam manik-manik dipajang di dindin-dinding toko, bentuknya tidak hanya bulat lho… tapi ada juga yang oval, bunga, bintang, tetes, bahkan juga bentuk figure binatang yang lucu-lucu seperti kelinci, ikan, gajah, ayam, monyet, kodok. Beberapa memiliki ukiran timbul pada permukaannya, Manik-manik yang dijual memiliki ragam warna yang cerah dan bikin gelap mata… alias pengen beli semuanyaaaa hohohoho
Yang menarik, pada kunjungan saya ke Gudo untuk pertama kalinya ini, saya diajak langsung oleh Bapak Pujiono, salah seorang pengrajin manik kaca di tempat ini, untuk melihat secara langsung proses pembuatan manik kaca. Yang ternyata masih diolah dengan cara yang sangaaaat tradisional, dengan bahan dan peralatan yang cukup minimalis.
Walaupun Pak Pujiono merupakan pemilik tak kurang dari 4 buah toko di sekitar Jalan Raya Gudo, workshop tempat beliau membuat manik kaca bisa dibilang sangat sederhana. Dindingnya terbuat dari gedek, dengan beralaskan tanah. Bagi mereka yang tidak paham, gambar diatas ini mungkin lebih mirip seperti tumpukan sampah yang tidak berguna, tapi bagi Pak Pujiono dan kawan-kawannya, limbah kaca inilah yang menjadi bahan baku utama kerajinan manik kaca khas jombang. Dan Limbah kacanya sendiri di datangkan dari banyak kota di sekitar Gudo lho, diantaranya dari : Surabaya, Kediri bahkan juga Yogyakarta.
Setelah limbah kaca tadi dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah memilah kaca. Biasanya kaca-kaca ini dikelompokkan berdasarkan warnanya. Lalu setelah dicuci bersih, sehingga terpisahkan dari kotoran berupa debu dan bahan lain, kaca-kaca ini dihancurkan ke ukuran yang lebih kecil, agar memudahkan saat proses peleburannya nanti.
Bagaimana kalau kacanya bening atau tidak berwarna?
Maka saat dilebur (dipanaskan hingga akhirnya kaca meleleh menjadi zat cair) kaca2 tadi diberi zat pewarna terlebih dahulu. Nah pada proses pewarnaan ini, pengrajin memiliki cara dan rumusnya masing-masing. Hasil pewarnaan sangat ditentukan oleh :
- panas pada saat proses pembakaran
- jenis bahan baku (limbah kaca) yang digunakan
- bahan dan campuran yang digunakan sebagai pewarna,
- proses pengeringan
Itulah kenapa kalau kita pesen manik jombang dengan menyebutkan warna merah pada pemesanan kali ini, pada pesanan berikutnya warna merah yang dihasilkan bisa berbeda jauh. Hal ini dikarenakan adonan yang dipakai pada proses pertama, bisa jadi berbeda dengan adonan yang dibuat pada proses di hari yang lainnya. Kalau saja saya tidak menyaksikan langsung proses pembuatannya, saya pasti masih akan jadi orang yang mengeluh “kenapa kok warna setiap kali pesen beda-beda melulu…. ”
Duluuuuu…..
waktu belum pernah lihat langsung proses pembuatan manik kaca ini, saya kira manik-manik ini dibuat dengan menggunakan loyang besar, dengan aneka macam jenis cetakan. Lalu kaca dilelehkan, dan ditaruh dalam cetakan tersebut, didinginkan dengan suhu kamar, kemudian dihias dengan warna-warni yang cantik… Dan siang itu barulah saya tau, kalau yang saya bayangkan selama ini keliru.
Setelah kaca dipanaskan, dilebur dan diberi warna, kaca cair tadi dibentuk menjadi batangan kaca atau yang lebih sering dikenal dengan istilah glass rod, oleh Pak Pujiono batangan kaca ini dikenal sebagai dodol kaca. Bentuknya bagus banget lhoh… berupa batangan warna-warni, yang kalau ada vas besar, ditaruh batangan kaca warna-warni gitu aja, trus letakkan di kamar tamu udah keren bangettt (tamak seperti gambar di atas) Oleh Pak Pujiono dan kawan-kawan, kaca harus dibentuk terlebih dahulu menjadi batangan, agar mudah digunakan saat membuat manik kaca.
Penasaran apa sih alat yang digunakan oleh Pak Pujiono untuk mengolah kaca menjadi manik-manik? ternyata alat yang digunakan masih sangat sederhana, beberapa bahkan merupakan ciptaan/kreasi Pak Pujiono sendiri. Misalnya jepit tang ini, awalnya ini adalah tang biasa yang kemudian di sambung dengan plat besi pada bagian ujungnya. Fungsinya untuk menjepit adonan kaca yang masih panas agar berbentuk gepeng pipih. Inovatif banget yak…
Lalu untuk menghasilkan api yang memijar dengan baik, pak pujiono menggunakan cara yang sangat konvensional. Tabung gas elpiji bentuk melonnya direbus… hal ini bertujuan untuk menciptakan tekanan yang tinggi, sehingga api yang keluar menyembur dengan sempurna.
Tatakan yang digunakan sebagai tungku pembakar juga jangan dibayangkan akan terbuat dari besi besar bagus gitu yaa… itu cuma batu bata yang dibolongin aja lhoh… Waooo bangettt deh yaaa
Pasti jadi makin penasaran kan gimana proses pembuatannya, tungguin ya… di episode berikutnya, akan saya ceritakan step by step bagaimana Pak Pujiono mengubah glass rod tadi hingga menjadi manik kaca yang cantik. (bersambung -kie)
Pak Pujiono, pengrajin manik kaca, tersenyum sumringan saat tengah ber-aksi
mengolah glass rod menjadi manik kaca jombang yang cantik.
17 comments
Trackbacks and pingbacks
-
Mengolah Limbah Kaca, Menjadi Manik-Manik -KoleksiKikie
[…] baca juga artikel sebelumnya : http://koleksikikie.com/2014/08/gudo-surga-manik-manik-di-indonesia/ […]
Semoga semakin banyak yang menggunakan manik kaca Gudo kedalam desain perhiasannya dan nggak malu menyebutkan dalam material yang dipakai. Soalnya saya sering lihat, mereka hanya menyebutkan manik kaca doank *jujur rada kecewa kalau melihat semacam ini*
Ijin sharing juga ya M.Kikie ke FB Manik Jawa =)
Monggo mbak Lili
mungkin juga karena yang make manik tersebut memang nggak tau lho mbak kalau manik-maniknya dibuat dari Gudo> Saya lihat masih sedikit yang menceritakan manik kaca dari gudo jombang ini, kalau kita googling sites yang muncul cenderung yang sama terus…
smoga kalau makin banyak yang nulis artikel ttg Gudo, trus jadi banyak yang pengen main ke sana… dan pengrajin-pengrajin di Gudo tambah banyak job-job an sehingga gak kalah saingan sam amanik china yaa =D
maturnuwun sudah mampir web saya mbak Lili ^_^
Bagus banget liputannya bu..
Manik Kaca Gudo, kok mirip ya dgn manik dayak.. ? Apa mungkin krn pembuatannya sama?
Sama2 pengerjaannya tradisional, sama2 dari kaca.. Cuma motifnya / warna aja yg beda2 dikit..
kalau dari info Pak Pujiono saat ngobrol kemarin, beberapa manik dari Gudo Jombang ini dipasarkan juga ke Balikpapan dan Samarinda, Yang paling jauh malah sampe ke Jepang juga mbak =D
O begitu.. Terimakasih infonya bu..
Pantesan aja barangnya sama..
Kereeeeen
sy pede banget kalo bilang pake gudo beads. rasanya muantepp bisa memakai karya dr endonesah.. dan selama ini sy selalu memakai setidaknya 80% komponen dr manik gudo, karena kelengkapan lainnya biasanya wood beads atau spacer2 logam..
Mau tAnya.. di gudo bukanya hr apa aja.. dan jam berapa… Trmkshh… Mohon info…
Hmm kira2 disana ad yg bisa bikinin manik kacanya sesuai sama pesanan qt g y mb?
bisa veve…
tapi biasanya ada jumlah minimum pemesanan gitu
atau coba langsung datang aja ya ke Gudo nya
bisa ketemu langsung sama pengrajin disana
Wah keren banget itu dodol kacanya,, Oya mbk cowok juga bolehkan suka manik2,, jd malu nih,, kbnykan cewek mulu dh liatnya.,,
indonesia kaya akan budaya dan seni. kteatip lagi! tp diatas ko ada bahasa melonya direbus. maksudnya gmna tuh?
Klu mau pesan kemana n bagaimana caranya?
Rencana mau buka grosir d tapanuli tengah, sumatra utara.
Mohon infonya?
bisa tidak partisipasi di Pameran ‘International Museum Mart’ 12 s/d 16 Mei 2016 di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita_ Semarang. Karena koleksi yang akan dipamerkan adalah Manik-manik dari Borneo…
Tabung gas direbus??? Waah… kalo gak punya ilmunya, jangan coba2 niru ya.. hehe..
hehehe iya mbak, proses pembuatannya membutuhkan nyali besar banget yaahh