Home Page › Bisnis Aksesoris › Cara Menentukan Harga Jual Aksesoris (II)
Feb 16
Cara Menentukan Harga Jual Aksesoris (II)
Sahabat
masih suka pusingkah menentukan harga jual aksesoris yang kita buat?
Ada beberapa panduan yang bisa dipakai untuk menentukan harga jual karya-karya kita, beberapa yang saya tau adalah sbb:
1) Metode Menghitung Dengan Cermat dan Tepat
Ini adalah cara yang paling ideal dalam menentukan harga jual aksesoris. Rumus sederhananya. Semua biaya biaya dijumlahkan + Nilai keuntungan yang kita inginkan = Harga Jual Barang
Nah biasanya kesulitan justru ada di saat menentukan berapa ya biaya yang sudah saya keluarkan, “Lha emang biayanya apa aja sih kie…” Diantaranya sbb:
– Biaya bahan baku Bisa kita hitung dengan menjumlahkan harga bahan mulai dari manik-manik, hingga kemasan yang kita keluarkan. Namun jangan lupa juga sahabat… perlu kita tambahkan biaya untuk biaya manik-manik yang tersisa.
Misal satu renteng mutiara isi 40 butir harga Rp 2000, dalam gelang yang kita buat mutiara ini hanya dipakai 10 butir. Maka biaya bahan yang dipakai Rp 500
Yang perlu kita pikirkan apakah mutiara yang 1500 itu pasti akan terpakai lagi, atau harus kita simpan u waktu yang lama? kalau jawabannya yang nomer dua maka perlu kita tambahkan biaya u menyimpan manik-manik tersebut, atas risiko hilang, rusak ataupun sudah gak musim lagi jadi gak bisa dipakai.
Seandainya kita tidak menghitung nilai bahan yang tersisa bisa juga sih prend, tapi yang biasanya terjadi adalah, uang dari penjualan yang kita dapatkan habiiiisss terus untuk beli bahan-bahan baru saat akan melayani pesanan berikutnya. Akhirnya kita bukannya menikmati keuntungan penjualan, yang ada stok manik-manik kita makin hari makin bertambah (hihihi… pengalaman pribadi banget nihh)
– Biaya Penjualan
Kesalahan yang umum terjadi, kita seringkali lupa untuk menentukan Biaya Penjualan.
“Lha buat apa kie… orang aksesoris ini mulai dari belanja bahan, mikirin desain, mbikinnya sampe kemudian ngejual saya kerjakan sendiri kok Kie”
Okay, pertanyaan saya berikutnya adalah “Mau sampe kapan kerja bakti terus kaya gitu”
Mari saya ajak berandai-andai… andai saja aksesoris yang kita buat banyak yang suka, trus andaikan saja ada yang mau beli dalam jumlah banyak untuk dijualkan lagi, umumnya resseler akan meminta diskon u pembelian dalam jumlah banyak. Mau kita kasih diskon berapa nih, orang-orang yang sudah berbaik hati mau menjualkan barang yang kita buat? Nah itulah yang disebut dengan biaya penjualan sahabat… persentase atau besarnya, sangat tergantung pada kemuliaan hati kita menentukan biaya penjualan. Tentu saja diskon yang besar akan menarik banyak resseler u menjualkan dagangan kita, namun itu juga membuat harga akhir aksesoris buatan kita semakin mahal.
-Biaya Produksi
“waduuw apaan lagi biaya produksi ini kie, aku mau bikin sendiri semua aksesoris yang aku jual kok… kalau diserahkan orang kan beda banget tastenya, belum tentu juga mereka bisa bikin dengan kualitas sebaik saya” Oh okay, kalau sahabat mikir nya kaya gitu pertanyaan berikutnya dari saya “Dengan kemampuan paling optimal… berapa banyak sih aksesoris yang bisa kita buat dalam sehari?”
Dan berita buruknya adalah, terlalu konsentrasi pada produksi, yang ada stok aksesoris banyak tapi gak laku-laku, terlalu konsentrasi pada penjualan… permintaan barang banyak tapi tenaga u bikin gak ada akhirnya malah nolak-nolak orderan. dan orang yang sudah ditolak pasti kecewa… apakah kita cukup percaya diri saat barang jadi orang itu maish mau beli? atau jangan-jangan dia lebih milih beli di tempat lain yang bisa menyediakan stok barang lebih cepat.
Coba ada tenaga-tenaga yang bisa bantu kita u supply barang lebih cepat.. pasti nggak sampe nolak orderan orang, bahkan mungkin karena banyak yang ngebantuin jadi punya ide-ide bagus untuk bikin model-model baru lagi… sehingga brand aksesoris kita jadi lebih maju dan inovatif. Nah Berapa rupiah yang akan kita bayarkan u tenaga yang membantu pekerjaan kita memproduksi aksesoris inilah yang disebut dengan biaya produksi
-Biaya Lain-Lain
untuk deskripsi biaya nomer empat ini sangat tergantung pada aliran kepercayaan kita masing-masing hehee… karena tiap orang beda kebutuhan. Yang sudah punya toko mau gak mau harus membebankan biaya tokonya… yang nyewa jasa web designer harus menghitung juga biaya ini. Denga kata lain semakin berkembang suatu usaha akan semakin banyak muncul jenis biaya-biaya baru ^_^ tapi tenang aja… biasanya akan berbanding lurus dengan angka penjualan yang bisa kita lakukan.
2) Metode Kalikan dua aja,Ini rumus ngaco banget sih prend wkwkwkw, tapi untuk hitungan cepat cara sederhana ini bisa digunakan. Berapa harga bahan yang habis, kita kalikan dua itulah harga jual kita.
Mau dikalikan tiga atau empat juga boleh sih sebenernya hahaaha… tapi semakin besar bilangan untuk mengalikannya, maka semakin mahal harga aksesoris kita… itulah kenapa saya ambil bilangan dua aja. hihihihihihi…. yah rasanya sudah cukuplah u membayar capenya mbikin dan ngejual bagi saya
3) Gunakan Harga Psikologis
“Wah apaan nih harga psikologis kie?” hahahaa… sejujurnya aja, ini istilah saya sendiri sih prend. Metode ini sangat rumit, kesuksesan menentukan harga dengan cara ini sangat tergantung pada kejelian kita mengenali market/orang-orang yang akan membeli aksesoris kita.
Kenyataan yang perlu kita pahami “tidak semua orang suka lhoo beli aksesoris yang murah” beberapa malah merasa yang murah pasti murahan… banyak yang make, jadi gak keren lagi deh kalau kembar sama semua orang…
Nah kelompok ini justru lebih percaya diri saat bisa membeli aksesoris yang unik, hanya satu-satunya, dan ditawarkan dalam harga yang “masuk akal”. Nah aksesoris handmade buatan kita tentu saja masuk dalam k
ategori ini prend, tapi berapa ya harga yang pas dan masuk akal bagi calon pembeli potensial kita ini?
Biasanya bisa dilihat dengan berapa lembar rupiah yang terasa ringan untuk mereka keluarkan untuk kebutuhan yang sifatnya lifestyle (misalnya ngopi, nongkrong di cafe baru, tempat gym, belanja aksesoris pelengkap gadgetnya dsb). Lalu naikkan dari harga itu, supaya pada saat menawarkan kita bisa sampaikan dengan kalimat sbb “Kalung buatan gue ini nilainya 250 rebu, tapi buat temen sendiri 230 ribu lah…” kalau ditawar-tawar laku di harga 200.000 (tentunya biaya bahan dan lain-lainnya dibawah ini ya)
Kejelekan metode ini, kita jadi gak punya harga yang seragam u aksesoris yang sejenis.. berita buruknya, bukan nggak mungkin kita ngejual kalung harga 200.000 hari ini dan harga 400.000 minggu lalu… kalau yang beli gak kenal sih gapapa ya, kalau yang beli dari satu komunitas yang sama atau bahkan kenal baik… wadduuuh bisa terjadi huru hara. Jadi cara ini butuh ketrampilan khusus u dapat diterapkan sahabat…
4) Browsing Harga Tetangga
Ini juga salah satu cara yang praktis yang bisa kita pakai sahabat, cari di google barang yang mirip-mirip dengan buatan kita, lalu kita jual di harga yang mirip dengan barang tersebut. Cuma dari 3 pilihan yang lain, cara ini yang paling tidak saya sarankan sahabat, “kenapa kok gitu kie?” Alasannya banyak sih sahabat
pertama, barang yang dibuat pedagang lain tersebut belum tentu bahan bakunya di dapat dnegan harga yang sama seperti kita dapat. Kalau bahan baku kita lebih murah… ya alhamdulillah yaaah, berarti keuntungan kita menjadi lebih besar. Lha tapi kalau kejadiannya berbeda apa ya kita tetep mau nekat masang harga yang sama… sudah cape banget bikinnya, eh kita jual rugi, mending dipake ndiri aja kaliii….
alasan kedua, beda lokasi bisa beda nilai mata uang. Kenyataannya nasi tempe penyet yang bisa dibeli di Surabaya harga 4000, baru bisa dibeli di Timika dengan harga 15.000 artinya akalu kita tinggal di timika dan nekat njual bros di harga yang sama seperti harga jual di kota surabaya, jangan kaget kalau uang penjualannya nggak bisa dipake buat beli bakso.
alasan ketiga, aksesoris adalah benda yang umumnya snagat terkait dengan trend, suatu barang akan rela dibeli dengan harga mahal saat masih ngetrend. Sederhananya aja, bayangkan berapa diskon harga baju musim dingin yang dijual menjelang musim semi…
mau nekat majang dengan harga di awal musim dingin? ya gak ada yang beli laaah… lha wong habis ini orang-orang akan pake baju musim semi yang lebih tipis kenapa harus sumuk sumuk pake baju musim dingin…
demikian juga dnegan aksesoris, umumnya harga saat pertama diluncurkan akan lebih mahal dibanding saat sudah replika ke-sekian…berhubung yang bikin mirip itu aja sudah ada, berarti jelas aksesoris yang kita buat bukan yang pertama banget muncul di pasar.
Hadeeuh panjang nian ya tulisan ini prend ^_^
Tulisan ini saya buat berdasar dari pengalaman saya bertahun-tahun jualan aksesoris, jadi sangat jauh dari literatur yang baku dan resmi. Maka ada baiknya jika teman-teman juga membaca dari sumber lain yang lebih valid, misal : Buku-buku pemasaran atau Buku tentang Usaha kecil Menengah yang kini sudah banyak kita jumpai di pasaran ^_^
Namun besar harapan saya tulisan ini bisa memberi sedikit manfaat untuk sahabat koleksikikie yang sedang memulai usaha aksesorisnya. Semangaattt yaaa (kie)
Baca Juga Tulisan ini :
http://koleksikikie.multiply.com/journal/item/66
http://www.dokterbisnis.net/2010/07/10/metode-dan-cara-bagaimana-menentukan-harga-jual-produk/#more-1609