Home PageBisnis AksesorisBertahan Hidup Jadi Tukang Bros

Mar 10

Bertahan Hidup Jadi Tukang Bros

Duluuu semasa kecil,
jujur saja…
Jadi Tukang Bros tidak ada dalam salah satu cita-cita yang saya impikan
Kalau ditanya orang, ingin jadi apa ketika saya besar nanti
maka jawabannya seputar
jadi peragawati…
(oh yeaahh narsis itu sudah ada sejak dini)
jadi presiden…
(padahal kalau skrg ada yang nawarin jadi presiden RI beneran,
dengan tegas dan jelas akan saya tulak wkkwkw)
dan menginjak usia SMP saya memimpikan bisa jadi penulis…
(yah yang ini mungkin agak agak tersalurkan dikit karena blog Koleksikikie ..jiahhh)

Padahal kalau di ingat-ingat lagi,
karier meronce manik ini sudah saya mulai ketika duduk di bangku SMP…
(xixixii bahasanya ya boww) padahal maksudnya sih…
sejak SMP saya mulai bikin-bikin aksesoris sendiri.
Beberapa bahkan saya titipkan di kios kios di pasar tradisional, di dekat rumah saya saat itu…

Dan waktu berlalu… disinilah saya sekarang,
menggantungkan hidup saya pada manik-manik
yang terhampar, hampii…ir di seluruh penjuru rumah
Dan saya merasa inilah pilihan terbaik yang saya buat..
(walaupun kalau ngisi kolom pekerjaan di formulir2 suka bingung nulis apa hihihi)

“Tapi sungguh-sungguh bisakah bertahan hidup kie, kalau hanya dengan menjadi Tukang Bros…??”

haha…. hayuu ngaku, mungkin beberapa lagi galau mikirin hal ini
cita-citanya sih bisa kerja dari rumah, biar bisa melihat perkembangan si kecil secara langsung, “tapi ah yang bener aja kie… kerja di rumah, apa ya sempet ngerjain manik-manik… secaraaaa tugas rumah tangga aja kayanya butuh waktu lebih dari 24 jam untuk menyelesaikannya”
atau mau resign dari kantor, tapi masih was-was,
apa bisa yaaa mendapatkan penghasilan dari bisnis yang seringkali keliatan kaya maen-maen ini hehehehe

“Ehmm entahlah sahabat,
karena perjalanan hidup kan masih panjang”
tapi saya sendiri optimis akan bisa…
(yah… lagian, apalagi yang bisa dilakukan selain memandang hidup secara optimis wkwkwkw….) tapi harus diakui, motivasi terbesar saya untuk maju ya karena KEPEPET.
Saat sudah nggak ada pilihan lain lagi selain terus maju,
ya mau gak mau terpaksa maju… hahahaha….
oh please deyyy kiee… sangat tidak ilmiah ya jawabannya

Secara lebih ilmiah mungkin jawabannya bisa saya jabarkan sbb
bisnis apapun, saat kita punya kemauan untuk memandangnya secara kreatif
maka peluang-peluang baru juga akan terbuka..

Di tahun 2007, saya mengawali usaha ini dengan hanya fokus menjual produk jadi.
Dan untuk meningkatkan penjualan, biasanya saya menawarkan harga khusus untuk pembelian paket aksesoris.
Misal : ada yang suka kalung buatan saya
langsung saya baca peluang itu dengan menawarkan anting dan gelang yang bisa dipakai bersama dengan kalung tsb
otomatis, pembeli yang awalnya hanya mau beli satu kalung, jadi tergoda u membeli lebih banyak produk koleksikikie.

Di awal tahun 2008, peminat produk jadi koleksikikie sudah lebih banyak di banding tahun 2007. Disinilah mulai muncul permintaan untuk menjadi reseller, yakni teman-teman yang ingin membeli dalam jumlah banyak u dijual lagi.
Kepada mereka yang berjasa melakukan penjualan, saya berikan bagi hasil 10 sd 20 persen untuk rekan-rekan reseller, angka ini tergantung dari banyaknya barang yang berhasil dijual. Dan dari sistem ini, angka penjualan koleksikikie meningkat lebih tinggi di bandingkan dengan tahun 2007.

Pertengah 2008, para reseller sudah mulai menitipkan pesan ini dan itu pada barang yang mereka repeat order/pesan ulang… misalnya, rantainya pengen lebih panjang, warnanya pengen warna tertentu, bentuknya diperbesar… dan yaaah saya jadi bingung wkwkwkw, maklum waktu itu masih sendirian ngerjain semuanya. Daripada pusing, saya tawarkan reseller saya untuk belajar bikin, sehingga mereka bisa membuat sendiri produk-produk sejenis yang saya jual, yang sesuai dengan pesanan konsumen mereka. Lalu saya mulai membuat e-book

Dari e-book yang saya bagikan gratis ini, munculah permintaan untuk menyediakan bahan baku, agar temen-temen yang sudah bisa membaca e-book tersebut, bisa mempraktekkannya di rumah ^_^ dan di tahun 2008 akhir, saya mulai serius membuka sub bidang baru menjual bahan baku manik-manik.

Tahun 2009-2010, saya mulai lebih banyak lagi memberikan kursus, kadang diminta untuk memberikan pelatihan langsung untuk peserta dalam jumlah tertentu. Kursus ini saya berikan gratis dengan catatan, peserta harus membeli bahan u prakteknya dari saya..

Dari pelatihan bersama ini, lalu muncul permintaan untuk menjual buku yang sudah dilengkapi dengan bahan. lalu saya mulai menjual kit buku yang sudah dilengkapi bahan. Dulu saya kira produk ini hanya akan digemari di awal-awal terbitnya saja, namun hingga 2 tahun berlalu, penjualan per minggunya masih bisa mencapai 5-10 buku. Angka yang cukup menentramkan jiwa, mengingat sistem pemasaran buku ini hanya melalui web koleksikikie.

Dari cerita sederhana ini saja sahabat
maka bisa dilihat bahwa pengembangan usaha yang dulu modalnya cuma 300 ribu itu
bisa jadi kemana-mana ^_^ Jadi rasanya saya nggak punya pilihan selain harus optimis, tahun 2011 ini harus bisa lebih baik lagi, karena cita-cita saya masih sangat panjang..

– pengen bikin toko bahan off line,
karena rumah saya sekarang lebih mirip gudang dibandingkan toko bahan hahahaa….
– pengen punya butik di mall di mall terkemuka di indonesia,
biar brand koleksikikie bisa dipake lebih banyak orang…
– pengen bisa bikin satu rubrik khusus di salah satu majalah wanita di indonesia,
biar lebih banyak yang bisa bikin aksesoris dari rumah…
yah sapa tau suatu saat nanti, indonesia akan terkenal sbgi produsen aksesoris keren berkualitas di dunia… karena kerja keras ibu-ibu kaya kita di rumah hihihihihi
– pengen bisa nerbitkan buku yang dijual di toko-toko buku,
ini cita-cita dri tahun lalu yang tak kunjung maju…. editornya rajin bangettt nelponin, tapi masih tak beranjak dari halaman yang itu-itu juga… duhh maap yaa mbak dinaaa

hadeuh pengennya banyak yaa
tapi kata orang,
bermimpilah sebanyak-banyaknya saat kita terjaga…
tetep optimis di tengah keadaan yang sulit luar biasa
karena yah gimana ya prend,
cuma kita sendiri yang bisa merubah hidup kita ^_^
jadi jawaban u pertanyaan tadi, hanya kita sendiri yang punya…
“cukup ke-pepet-kah kita, untuk bertahan hidup sebagai tukang bros? (kie)

*kepepet bahasa jawa dari terdesak, tidak punya pilihan lain, buntu, terhambat

Tags:

Leave a Reply

Open chat
1
Halo ada yang bisa kami bantu