Home Page › Bisnis Aksesoris › Berhutang untuk MODAL, Berhitung agar KAYA
Jun 05
Berhutang untuk MODAL, Berhitung agar KAYA
Kie,
sekarang ini aku sudah mulai bisa bikin aksesoris, yang lumayan lah bisa dijual. Rencananya sih, menjelang lebaran ini aku pengen nyoba seriusin usaha jualan aksesoris.
Tapi kendalaku di modal kie, aku gak punya uang buat aku jadikan modal, yah sebetulnya aku juga gak tau perlu ampe berapa juta sih buat mulai usaha ini?
Nah kebetulan sih pas aku ceritakan masalahku… ada temen yang bersedia ngasih pinjeman uang dan minta jadi partner. Nah kalau kaya gini ini terus gimana ya kie, ngitung bagi hasil dan pengembalian pinjamannya gimana tuh? Bisa bantu sharing dunk say… aku butuh pencerahan (XXXX-Depok)
Jawaban Kikie
Heheuehe… ini salah satu email paling susah yang harus saya jawab nih sahabat. Karena terus terang, saya sendiri… selama menjalankan usaha aksesoris ini dalam kurun waktu 5 tahun. Baru dua bulan yang lalu berani mengambil penawaran pinjaman, dan itu pun dari uang arisan ibu saya hahahaha
Kenapa sebelumnya gak pernah meminjam untuk modal Kie
karena aselinya saya ini pebisnis konservatif, penakut, dan lebih suka pilih aman. Kata orang, pebisnis itu adalah mereka yang mampu mengelola risiko dan menjadikannya sebagai peluang. Tapi saya, hanya mengambil risiko atas hal-hal yang saya sudah yakin bisa saya kerjakan, khususnya dalam hal pengelolaan uang.
Kenapa akhirnya kamu mengambil pinjaman Kie?
Karena saat itu Ibu saya punya uang 5 juta rupiah yang di dapan dari arisan 3 tahunannya.
Dan di saat yang sama, saya juga yakin bahwa tambahan lima juta bagi koleksikikie akan menjadi peluang yang baik untuk menghasilkan lebih banyak rupiah.
Darimana kok bisa yakin kie?
hihihihi… sebenernya ya nggak bener-bener yakin juga sih sahabat, siapalah yang tau apa yang akan terjadi di masa depan. Namun saya, mempunyai data historical penjualan koleksikikie di masa lampau, berupa laporan keuangan sederhana setiap bulannya.
Dari catatan ini saya bisa mempelajari, berapa sebenarnya rata-rata penjualan koleksikikie per bulan, berapa pengeluaran yang kami lakukan, dan dari angka tsb saya bisa memperkirakan berapa rupiah sebenarnya rata-rata laba bersih yang kami peroleh.
Selain catatan tentang arus kas/uang yang masuk dan keluar… saya juga suka membuat catatan-catatan sederhana, barang mana yang digemari, bahan yang lagi trend, bros yang laku yang gimana. Nah dari data ini saya mengambil kesimpulan, bahwa trend aksesoris sering kali berulang. Sehingga saya bisa lebih mudah untuk memprediksi barang-barang mana yang akan lebih mudah terjual di bandingkan yang lain-nya.
Nah jadi bisa disimpulkan bahwa saya bisa menjadi yakin untuk mengambil pinjaman, karena catatan-catatan saya di atas kertas cukup meyakinkan saya, untuk mampu mengembalikan pinjaman tersebut dalam 3 bulan. Dan Alhamdulillah yaaaa… angsuran bulan pertama kemarin sakseiiss terbayar. Sekarang tinggal ketir-ketir aja nunggu pembayaran angusan dua dan tiganya… wkwkwkwkw
Duhh kok kaya’nya ribet ya kie, nah kalau aku kan belum punya catetan-catetan penjualan kaya kamu… trus gimana donk, namanya juga baru mau mulai usaha Kie
Sejujurnya sih kalau saya, akan lebih menyarankan untuk tidak mengambil pinjaman sebagai modal usaha aksesoris kaya kita gini, kecuali… penjaman tadi bersifat kekeluargaan, alias kalau dibayarnya kapan-kapan yang minjemin gak ngambek. (Hiahahaa.. ada gak sih yang kaya gitu yaa?)
Saya sendiri, di tahun 2007, saat memulai usaha ini, hanya menggunakan modal awal 300.000 yang saya dapatkan dari papanya anak-anak (yah tentu saja dari hasil nyisihin uang belanja yang mas kasih saat itu hihihihi ibu-ibu kreatippp) Dan yaa… bener sekali sahabat, itu cuma bisa dapet manik-manik yang sedikiiiiiiit banget.
Tapi ketika itu saya cukup sadar diri, calon pembeli saya toh masih terbatas pada tetangga, temen-temen arisan, sahabat (yang saya paksa-paksa beli), serta keluarga (yang kayanya juga beli karena kasihan deh hahahahahaa….) Jadi tigaratus ribu itu adalah angka optimal yang bisa saya putar saat itu, mengingat kemampuan saya membuat bros dan pembeli saya yang masih terbatas.
Kalau misalnya aku nekat tetep mau minjem nih kie untuk modal usaha, apa yang aku perlu pertimbangkan ya..
Hmm pakai patokan sederhana aja sahabat, dengan uang yang dipinjam itu… coba perkirakan, berapa uang yang akan kita dapat dari hasil penjualannya. Kalau misalnya sahabat masih ragu, dan gak bisa ngira-ngira… sebaiknya sih jangan minjem. Karena minjem yang model gini potensial banget macet… hehehehe.
Lha gimana mau bayarnya, kalau kita sendiri gak tau bisa njual berapa, bisa untung berapa setelah punya modal tersebut.
Oh berati kalau misalnya nih kie, aku sudah pasti dapet pesenan souvenir.. cuma aku aja yang gak punya uang buat modal, aku boleh donk ya minjem buat beli bahan-bahannya
Yup sahabat, bener banget. Karena dalam kasus ini kan sudah ada sedikit kepastian, uang hasil penjualan souvenir tsb akan ada di tangan kita kapan. Dari sini kita juga sudah bisa ngitung sederhana berapa untung yang akan kita dapet dari orderan souvenir itu.
Trus gimana cara ngitung bagi hasilnya ya kie, ke si pemberi modal
Nah kalau pertanyaan ini, sebaiknya ditanyakan langsung aja ke yang akan ngasih pinjeman sahabat… enaknya gimana?
Saran saya sih pada saat ngajukan permohonan pinjaman, kita sudah bawa sedikit coret-coretan hitungan sederhana. Misal ingin pinjam 1.000.0000 untuk beli bahan, dari uang satu juta tersebut bisa dibuat 100 bros dengan harga @ 25.000
kalau laku semua maka akan didapat uang sebesar 2.500.000
nah cuma sayangnya jarang juga sih ya bisa langsung lau semua hehehehehe… yah jelek-jelek laku 60 biji, atau 1.500.000 lah yaa… Jika demikian berarti kita akan untung 500.000. Nah dari angka ini tergantung keikhlasan kita aja mau ngasih berapa ke si pemberi pinjaman, kalau pemberi pinjaman setuju… maka terjadilah proses utang piutang.
Dan… sebaiknya ada catatan hitam putihnya ya, ini untuk menghindari masalah di kemudian hari. (misal mendadak aja, habis minjem kita meninggal dunia, kalau ada catatannya… paling gak kita gak sampe bawa utang itu hingga ke alam kubur, waaah… daleeem yak)
sipp sipp kie, lumayan lah ada pencerahan dikit nih… makasih ya
Sama-sama sahabat…. semoga semakin percaya diri untuk memulai usaha ya, usaha itu gak harus langsung buesaaarrr, kadang yang awalnya kecil dan dibangun pelan-pelan hingga kemudian me
njadi besar, akan jauh lebih tahan banting dalam menghadapi ujian perniagaan. Karena yaah namanya juga bisnis yaaa, gak semuanya melulu tentang laba dan untung… sekali waktu kita kan ngalamin juga yang judulnya kecewa dan rugi.
Tapi dengan mencoba, paling tidak kita sudah dapat pengalaman dan belajar mengasah insting perniagaan kita… yang akan jadi bekal amat penting dalam langkah kita selanjutnya sebagai ibu-ibu pebisnis di rumah (kie)
untuk bisa jadi sakseeiiisss sebagai tukang bros lho sahabat.
Please jangan ada yang nanya ini tangan siapa yakkk!!! please…