Home Page › celoteh kikie › Belanja Manik-Manik di Thailand (I)
Oct 31
Belanja Manik-Manik di Thailand (I)
Awal Bulan Oktober kemarin, saya berkesempatan untuk datang ke Negeri Gajah Putih, Thailand.
Dengan mengikuti paket tour seharga tak lebih dari 3 juta rupiah, saya berkunjung melihat-lihat objek wisata yang menarik di Bangkok dan Pattaya. Tentu saja, kategori menarik bagi tukang bros… adalah semua-semua yang berhubungan dengan aksesoris yak… wkwkwkwkwkwk =D
Pattaya
Kota pertama yang kami kunjungi di Thailand adalah Pattaya, yang terkenal dengan pantainya yang mempesona. Tapi sekeren-kerennya pantai Pattaya, Gemstone Factory yang ada di Pataya jauh lebih menarik buat saya =D
Gemstone Factory ini adalah pabrik pengolahan batu alam dan penjualan perhiasan yang diklaim sebagai yang paling besar di Asia. Sayangnya, kita gak boleh mengabadikan gambar selama memasuki pabrik ini. alias No Camera, No Photo. Hikssss… jadi gak bisa narciss
Walaupun diberi judul pabrik, namun tempat ini sangat jauuuhhh sekali dari kesan sebuah pabrik yang bisa saya bayangkan. Pertama nyampe, kami langsung disambut oleh mbak-mbak kece yang pake kain tradisional thailand. Lalu setelah di tempelin stiker (untuk menandakan kelompok tour yang kami ikuti) kita pun ngantri untuk naik mono train.
Mono train ini unik deh, ada di dalam pabrik, khusus untuk mengajak pengunjung yang datang menyaksikan dan mengalami secara langsung sensasi pengolahan batuan alam yang ditambahng di Thailand. Mulai dari proses terbentuknya batu alam…(jadi ada visualisasi gempa volcano, lengkap dgn pake lighting dan asep yang kereennn abisss….) trus dilanjutkan lahar mendingin, kemudian ada patung lilin orang sedang menambang batu… kemudian mono train jalan ke masa yang lebih maju, saat batuan tersebut diolah menjadi berbagai perhiasan untuk keperluan keluarga kerajaan serta ibadah dan alat perdagangan.
Seruuu dehhh… jadi ala-ala lihat pertunjukan istana boneka di Dufan gitu prend… cuma yang ini materinya lebih serius. Dan jangan khawatir buat temene-temen yang dari Indonesia, karena selama perjalanan mengelilingi wahana ini, mesin translator-nya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benaaarrrr…. huhuhuuhuu, sukak dehh..
Di akhir perjalanan menggunakan mono train, kita disambut sebuah pintu besar yang setelah dibuka… di dalamnya berjejer-jejerlah pengrajin aksesorisnya prend. Disini saya terpaku dan terpana cukup lama… habis takjub gitu lhoh ngelihat bapak-bapak dengan peralatan ala kadarnya membuat aneka aksesoris. aneka alat buat menempa lempengan menjadi bentuk aksesoris, kemudian alat pemanas, ada juga yang tugasnya bikin ukiran, trus masang batu mulianya, di bagian akhir ada yang bertugas ngerendem aksesoris itu di cairan kimia entah apa supaya sisa-sisa bakaran ilang dan perhiasannya jadi kinclong.
Dan sekali lagi tempat ini kagak boleh dipoto huhuhuhuhu….. Sejujurnya, kita malah disuruh cepet-cepet pas di bagian ini, dan disuruh berlama-lama di tempat display perhiasannya… Tampilannya beber-bener kaya toko emas permata yang buesaaaarrrrr … Di bagian ini kami di sambut mas dan mbak-mbak berpakaian hitam-hitam kaya di Frank n Co ituuh, dan mereka bisa berbahasa indonesia dengan lancar… Kemudian kita diajak mengenali berbagai batuan mulia. Dan di bagian ini saya pengen cepet-cepet selesai wkwkwkwkw… takut belanjaaa >__<
Saya kira itu tadi pintu terakhirnya prend, namun setelah display luar biasa dari perhiasan yang harganya jut-jut… bagian selanjutnya adalah perhiasan yang lebih unik, aneka bahan mutiara menjadi trend di bagian ini. Saya sendiri akhirnya tergoda membeli sebuah kalung wire mutiara putih yang cantik… Aksesoris wire yang saya temui di Thailand memiliki keunikan, hampir semuanya di wrapping dengan tali dan bukan kawat dengan diameter lebih kecil seperti yangs ering saya temui di Indonesia. Ketika saya tanyakan kenapa, menurut mereka ini untuk mengurangi risiko alergi pada penggunanya. Dan surprisenya adalah, semua pengunjung berhak mendapatkan satu minuman di akhir perjalanan, dan saya memilikih Ice Thai Tea yang suegeeerrr bangeeettt. Gak tau deh ya… ni minuman bisa wuenak banget karena beneran enak apa karena gratisan hihihihihi…… >__<
Dan tempat duduk-duduk buat minum es teh ini juga buagusss bangeeet gituuu prend, jadi kaya ada kolam yang di desain mirip sungai kecil, trus di sisi-sisi nya ada sofa dengan payung-payung cantik, dan in door… jadi kita gak kepanasan sama sekali, malah berasa sejuk karena ACnya duingin….
Waktu duduk-duduk minum es teh ini saya jadi mikir cukup lama…
Kalo cuma soal batu aja sih, rasanya Indonesia juga gak kalah yak… mau cari batu model apa juga tersebar dengan indahnya di penjuru Indonesia, gak usah jauh-jauh deh… ke Pacitan yang di Jawa Timur aja, batu druzy nya sudha bikin kalap. Tapi sepanjang yang saya tau, Pemerintah belum mengelola dan menginventarisir jenis-jenis batuan alam di Indonesia untuk kemudian menjadikannya sebagai sebuah aset yang menarik wisatawan untuk datang. Dari yang saya amati, gak semua peserta yang ikut kesana… membeli aksesoris karena niat beli. Kebanyakan justru beli karena merasa ini momen yang pas untuk beli aksesoris disini. Kemampuan tempat ini untuk mengajak pengunjungnya mengalami sensasi mengenal lebih dekat batuan dan cara pengolahannya… membuat pembeli awam tergoda menghabiskan uangnya disini. Padahal di facebook aja, desain aksesoris teman-teman yang saya kenal gak kalah kece dari yang ada di meja display ituuuuu…. Harusnya kita bisa bikin satu yang seperti itu di Indonesia, eh yang lebih keren dari itu dink hihihihihi….
Ini beberapa foto yang saya ambil dari googling di internet prend, gak bisa menggambarkan indah dan mahalnya tempat ini sih yak… tapi semoga cukup membantu teman-teman mengimajinasikan isi cerita saya, hihihihihi…..
Yak lebih lengkapnya bisa lihat-lihat disini ya bagi kawan-kawan yang masih penasaran hihihihi….
Di artikel berikutnya saya akan berbagi cerita tentang perjalanan berburu manik-manik di pasar Chatujak Bangkok…dan kali ini akan dimeriahkan dengan poto-poto manik-manik…. Yipieeeeee (kie)