Home Page › Bisnis Aksesoris › Bekerja dengan Karyawan (I)
Jan 03
Bekerja dengan Karyawan (I)
Tahun ini, adalah tahun ke-delapan sejak saya mendirikan koleksikikie. Kalau dulu saya mengerjakan semuanya sendiri (belanja bahan, bikin bros, packing paketan sampe akhirnya nganterin dagangan) kini saya telah didampingi dengan 5 orang karyawan untuk membantu perdagangan di koleksikikie.
moon, lutfi, elok, nina dan yunita
Tidak seperti kebanyakan orang, yang biasanya mengangkat karyawan disaat bisnisnya mulai berkembang, saya pertama kali mengajak Dek Moon bergabung di koleksikikie justru di saat grafik pertumbuhan koleksikikie menurun.
Tahun 2010 Saya memulai bisnis saya pertama kali di Surabaya, setelah 3 tahun sebelumnya ada di Jakarta. Saat itu Kaylila baru lahir dan Dimas putra saya masih berusia 3 tahun. Dalam ingatan saya, rasanya itu tahun paling sibuk yang pernah saya alami sebagai Ibu, dan nyaris tidak ada waktu yang tersisa untuk mengurus koleksikikie. Disisi lain perpindahan homebase koleksikikie ternyata cukup memberikan dampak signifikan pada perdagangan, barang-barang dari suplier saya yang sebagian besar ada di Jakarta menjadi lebih lama sampai di saya, dan itupun membutuhkan biaya pengiriman yang lebih mahal dibandingkan biasanya. Pelanggan-pelanggan koleksikikie yang dimasa itu banyak ada di Kota Jakarta, Bandung dan Pulau Sumatera terkena dampakpenyesuaian biaya pengiriman, yang meningkat lebih tinggi saat harus dikirim dari Surabaya. Maka tak bisa dihindari lagi, jumlah pelanggan saya menurun cukup banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
saya, dimas dan kaylila (2010)
Di tengah rangkaian masalah yang saya hadapi saat itu, saya buat keputusan cukup nekat untuk mencari karyawan. Yah gimana gak nekat yak… dgn keterbatasan waktu yang saya punya untuk bisa meng-update blog dan membuat bros, ditambah kenyataan berkurangnya jumlah pelanggan akibat perpindahan, pendapatan saya saat itu jelas menurun banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tapi berdiam diri dan pasrah aja juga gak akan membuat saya bisa mengubah kondisi saat itu, jadi yah… kadang nekat perlu ya dalam menjalankan usaha =D *nyengirrrrr
Bagaimana menemukan karyawan yang tepat?
sebenarnya ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menemukan karyawan, diantaranya yang paling sering adalah :
1. Memasang iklan lowongan pekerjaan di pusat-pusat keramaian
Ketik di selembar kertas A4, kualifikasi calon karyawan yang dibutuhkan, lalu cantumkan nomer telpon atau alamat email yang bisa mereka hubungi. Dari sesi telfon tadi, atur jadwal temu untuk melakukan interview, jika calon karyawan ini sesuai dengan yang kita butuhkan dan menyetujui tawaran gaji yang diberikan maka kitapun memiliki karyawan baru.
Risiko dari sistem ini : pelamar yang menelfon dan mengirim email bisa jadi akan sangat beragam, dan cukup menyulitkan kita saat proses interview. Sebaiknya jangan berikan alamat rumah untuk menghindari pelamar langsung datang ke rumah di waktu-waktu yang tidak diharapkan.
2. Titip cari pada teman yang memiliki usaha sejenis
Cara ini bisa dibilang lebih praktis dan aman dibandingkan cara yang pertama, cari teman yang punya usaha mirip dengan kita lalu minta tolong kalau ada teman dari karyawannya yang masih cari-cari kerja, bisa direferensikan ke toko kita.
Risiko dari sistem ini : calon pelamar (yang notabene adalah temennya pekerja di toko kawan kita) datang dengan sudah mebawa bayangan sendiri berapa gaji yang akan diterima dan bagaimana pekerjaan yang harus dilakukan (yang dalam perkiraan mereka mirip dengan jenis pekerjaan di toko temennya) Nah akibatnya calon karyawan dari kelompok ini lebih mudah pergi saat merasa tidak puas atau diperlakukan tidak sama dengan karyawan di toko sebelah.
3. Hunting ke Lembaga Ketrampilan atau Sekolahanan
kalau kita sudah tau tenaga kerja sepertia pa yang kita butuhkan, kita bisa mencari karyawan saat musim anak lulus sekolah. Datangi SMA ataupun sekolah kejuruan yang kita butuhkan, temui bapak kepala sekolah atau Guru BP dan sampaikan maksud kita. cara ini biasa digunakan oleh perusahaan atau pabrik besar untuk secepatnya menemukan karyawan potensial.
Risiko dari sistem ini : karena cara ini digunakan oleh perusahaan dan pabrik yang biasanya memiliki kemampuan membayar gaji lebih tinggi dibandingkan dengan UKM imut-imut =D yah seringnya sih bisnis kita jadi gak keliatan menarik lagi. Tapi kita bisa memberikan fasilitas tambahan lain untuk menarik minat karyawan misalnya : di pabrik gak ada makan siang di tempat kita sudha plus makan siang, di pabrik jam kerjanya ada shift pagi dan malam di kita jam kerjanya dari jam sekian sd jam sekian, atau mungkin kita bisa mentoleransi karyawan yang ingin kuliah malam dengan jam kerja yang lebih fleksibel.
Saya sendiri, tidak melakukan tiga cara diatas saat mencari karyawan. Karena saat itu saya gak kepikiran pasang iklan lowongan pekerjaan, dan belum punya cukup teman yang bisa dimintain tolong buat nyariin karyawan hihihihi… Kata Ibu saya, mencari karyawan itu seperti mencari jodoh, sebanyak apapun diusahakan, ada unsur Kuasa Tuhan didalam mempertemukannya.
Hari itu cuaca Surabaya panas seperti biasanya, sepulang dari belanja di supermaket dekat rumah, Saya dan Dimas berhenti sebentar membeli es teh di kedai depan supermaket tadi. Yang melayani seorang perempuan muda yang penuh semangat, selalu senyum, antusias dan saat melayani Dimas, (perempuan muda yang dikemudian hari saya ketahui bernama Ulfa) menawarkan pilihan tutup plastik di kemasan gelas teh yang kami beli. “Mau gambar yang mana dek… yang gajah apa yang gambar kupu-kupu?” Tawaran yang sederhana banget sebenernya, tapi bikin Dims bahagia karena merasa ikut dilibatkan.
Dan saya pun terkesan. Jumpa kedua, saya lagi antri di mesin ATM saat melihat mbak ulfa melayani pelanggannya… dan ternyata masih sama seperti waktu itu, mbak ulfa nggak pernah lupa senyum ketika melayani pelanggannya. Jumpa ketiga saya putuskan untuk punya karyawan kaya Mbak ULfa, maka sambil membeli es teh saya sisipkan pertanyaan-pertanyaan ringan, sudah berapa lama kerja di kedai es teh itu, berapa gajinya, bagaimana jam kerjanya… dan apakah berfikir untuk cari pekerjaan lain??.
Dan diluar dugaan, Mbak Ulfa menjawab “kalau ibu lagi cari karyawan, adek saya baru lulus SMK Bu… rumah ibu dimana? besok saya anter adek saya ke rumah ibu”
Lalu saya pun punya karyawan baru (bersambung)